Mau gratisan ? Tanpa modal dapat uang ? Tanpa resiko dan dapat passive income dari internet dengan potensi penghasilan bisa mencapai Rp. 130.754.415.000. Mau ? Ya, tentu mau dan semuanya mau. Caranya sangat mudah dan gampang. Ini 100 % Gratis , yang penting Anda mau daftar dan Daftarnya juga gratis. Pokoknya Topdeh, di Topdeh.com Anda akan menemukan jawabannya. Bagaimana caranya ?
1. Daftar Disini : http://www.topdeh.com/?id=10055701
2. Lalu klik Pendaftaran (Join Now Free)
3. Lengkapi data Anda di form pendaftaran secara lengkap.
4. Pastikan ID SPONSOR Anda adalah (10055701) .
5. Setelah mengisi formulir pendaftaran, anda akan mendapatkan SMS yang berisi kode Aktivasi.
6. Login ke member area dan aktifkan ID anda dengan memasukkan kode aktivasi tersebut.
7. Dapatkan Web_Replika Anda ( http://www.topdeh.com/?id=ID_Anda ) untuk pengembangan bisnis anda.
8. Jika ada orang yang bergabung lewat web replika Anda tersebut, maka Anda akan mendapatkan atau dibayar sebesar Rp.25,- sampai kedalaman 20 level. Kecil? Kelihatannya kecil. Tapi kalau dikalikan dengan kedalaman 20 level potensi penghasilan Anda bisa mencapai Rp. 130.754.415.000,-
9. Kalau menurut saya potensi untuk join dibawah web replika Anda cukup tinggi, lagian ini kan gratis
Cara kerja TopDeh.com
Cara kerja system TopDeh.com adalah memberikan kesempatan kepada siapa saja untuk mendapatkan penghasilan hanya dengan mendaftar dan mempromosikan situs TopDeh.com untuk mendapatkan lead/member sebanyak-banyaknya.
Tugas utama anda adalah melakukan kegiatan promosi sebanyak mungkin terhadap website pribadi anda http://www.topdeh.com/?id=id_anda, sehingga banyak orang bergabung di program TopDeh.com atas sponsor anda.
Ketika terjadi duplikasi, setiap member baru akan menempati matrix 20 Level. Semua terjadi secara otomatis.
Dengan asumsi dalam sekali hidupnya masing-masing orang melakukan promosi terhadap 3 orang member baru / lead (anda mensponsori 3 orang, kemudian masing-masing orang tadi mensponsori 3 orang, dan seterusnya ), maka peluang penghasilan Anda di TopDeh.com adalah : Rp. 130.754.415.000,- . Katakan 1/10.000 nya saja Anda akan mendapatkan penghasilan sebesar 13 juta lebih. Sungguh LUAR BIASA.
Kapan Komisi Anda akan dikirim ?
Komisi akan dikirim secara otomatis ke rekening Bank anda tanpa anda melakukan Withdraw hari itu juga.
Setelah tercapai minimal terkumpul Rp. 55.000,-
Biaya administrasi 10% dari total yang akan di transfer dan dipotong langsung dari nilai yang akan di kirimkan.
Mengapa dipotong 10 %.? Topdeh.com kan punya karyawan jadi beliau layak juga mendapat penghargaan dan penghasilan.
Setelah web replika Anda diaktifkan segera lakukan Edit Profil di Member Area , salah satunya berisi Nama Bank Anda dan Nomer Rekening. Pastikan Nomor Rekening dan Nama sesuai rekening sudah benar.
MAU ??
Masih ada lagi,
Di Member Area Anda bisa men-Download sepuasnya Ratusan Ebook & Sricpt Bisnis berkualitas yang pasti bermanfaat untuk Anda.
Syaratnya :
* WAJIB Berdomisili di Negara Replublik Indonesia.
* Pria / Wanita, Umur min 17 th.
* Mempunyai Handphone & bisa ber-sms.
* Punya Email Valid.
* Bisa Internetan dan suka ngeblog dan sosial network.
* Sedang tidak punya uang atau sedang banyak uang juga boleh
Inilah salah satu alternatif bagaimana Anda mendapatkan penghasilan dengan gratis tanpa modal, 100 % gratis, bebas resiko mendapatkan passive income dari internet dengan cara mudah.
Ayo buruan daftar ....Jangan sampai ketinggalan .....Mumpung Lagi Graatis
Pertanyaan ini diajukan kepada khalayak, komunitas Save Baduy untuk mendapatkan gambaran tentang bangun/konsep pelestarian Baduy dari berbagai sudut pandang. Saya mengharapkan respon yang konstruktif, baik hanya berupa komen atau tulisan yang lebih mendalam.
Saya ingin mengkontraskan dua contoh persoalan tentang pelestarian Baduy ini. Pertama, pelestarian wilayah Baduy dan kedua pelestarian Budaya Baduy.
Ketika kita berbicara pelestarian wilayah, maka objek yang kita bicarakan berada dalam lingkup yang mudah ditentukan batas-batasnya. Wilayah yang dimaksud adalah Desa Kanekes di Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak Propinsi Banten. Batas-batas geografi wilayah Desa Kanekes sebagaimana dirujuk oleh Surat Keputusan Bupati Lebak No. 590/kep.233/Huk/2002 tentang Penetapan Batas-batas Detail Hak Ulayat Masyarakat Adat Baduy di Desa Kenekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak tertanggal 16 Juli 2002. Dalam hal wilayah geografi ini, kita akan mudah bersepakat tentang apa yang dilestarikan.
Namun, ketika kita berbicara tentang pelestarian budaya Baduy, maka spektrum pembicaraan menjadi meluas. Budaya mana yang kita lestarikan? Mari mengambil beberapa contoh saja dari beragam aspek budaya ini. Lifestyle masyarakat Baduy misalnya. Cara hidup yang dipilih oleh orang Baduy seperti tampak pada saat ini dalam kehidupan mereka sehari-hari secara ajeg telah berlangsung selama ratusan tahun, dari abad ke abad, sejak jaman pertama kali mereka terekam sejarah. Tak banyak yang berubah, dari mulai bagaimana cara mereka menanam padi hingga cara mereka menolak hal-hal yang datang dari luar yang boleh jadi kita menyebutnya sebagai kemodernan, kemajuan peradaban.
Baduy menolak untuk merubah teknologi pertanian mereka. Mereka tidak akan merubah Huma, ladang padi, menjadi petak-petak sawah yang beririgasi. Mereka tidak akan pernah menggunakan bahan kimia seperti pupuk dan pestisida. Sampai saat ini masyarakat Baduy masih melaksanakan kegiatan menanam padi ini dengan sistem yang disebut oleh Prof. Johan Iskandar dengan istilah Swidden Farming atau Slash and Burn. Dalam bahasa setempat,ngahuma. Apakah ‘teknologi pertanian’ ala Baduy seperti ini dapat kita masukan ke dalam ceklis yang patut dilestarikan?
Baduy pun menolak menyelenggarakan pendidikan formal (sekolah) bagi anak-anaknya, dengan tidak mengijinkan berdirinya bangunan sekolah di dalam wilayah adat. Akan tetapi, dalam hal yang satu ini ada yang perlu diketahui oleh masyarakat luas tentang pernyataan Ayah Mursyid, bahwa kokolot Adat membebaskan warganya secara individu untuk memperoleh pengetahuan/keterampilan untuk keperluan pribadinya sesuai tuntutan jaman ataupun bersekolah formal di luar Baduy (Asep Kurnia, 2010.)
Apabila pada saatnya nanti anak-anak Baduy bersekolah, bisa dibayangkan betapa mereka di pagi yang dingin berembun harus berjalan kaki melintasi bukit-bukit pegunungan Kendeng berkilometer jauhnya ke luar batas Desa mereka untuk bersekolah? Mengapa? Lagi-lagi karena di Baduy tidak boleh ada kendaraan meski hanya sepeda gunung. Sepanjang tahun, Baduy memang adalah wilayah car-free day.
Agar bahasan kita tidak berpanjang-panjang, ini sajalah dulu yang dapat dilemparkan ke khalayak. Tentunya masih diperlukan berjilid-jilid halaman untuk membicarakan semua hal tentang pelestarian Baduy. Nah, kembali kepada pertanyaan yang menjadi judul tulisan ini, Melestarikan Baduy, apakah membiarkan anak-anak Baduy tidak bersekolah?